Sabtu, 22 Oktober 2016

Kesalahan Penulisan Sejarah yang harus dihindari

1.      Kesalahan Pemilihan Topik
Memilih  topik adalah pekerjaan pertama sejarawan, sebab tanpa topik, pekerjaan selanjutnya tidak akan bias dikerjakan. Akan tetapi, dalam pemilihan topic sejarawan harus hati-hati, tidak hanya senang secara emasional atau intelektual. Ada beberapa kemungkinan kesalahan.(1)
a.       Kesalahan Baconian
Kesalahan bermula dari pendapat yang benar, ialah bahwa sejarah itu ilmu empiris. Akibatnya, orang menyimpulkan bahwa satu- satunya metode yang tepat adalah induksi, yaitu dari pengetahuan tentang hal-hal khusus akan dapat disimpulkan pengetahuan umum persis seperti cara kerja ilmu alam.
Seorang sejarawan disebut melakukan kesalahan baconian bila ia beranggapan bahwa tanpa teori, konsep, ide, paradigma, praduga, hipotesis, atau generalisasi lainnya, penelitian sejarah dapat dikerjakan.
b.      Kesalahan terlalu banyak pertanyaan.
Dalam melakukan suatu penelitian, beberapa hal tidak boleh ditanyakan sekaligus.  Pertanyaan yang terlalu banyak membuat fokus pertanyaan akan hilang. Akibatnya, sejarah yang ditulis hanya akan mengemukakan kebenaran yang sudah diketahui.
Kesalahan ini biasa terjadi (1) kalau sejarah menanyakan lebih dari dua pertanyaan sekaligus, (2) sejarawan menanyakan satu masalah tetapi jawaban atas pertanyaan itu menimbulakan pertanyaan, dan (3) pertanyaan itu terlalu kompleks.
c.       Kesalahan pertanyaan yang bersifat dikotomi
Pandangan  sejarah yang hitam putih atau seolah-olah sejarah hanya memiliki dua kemungkinan. Dengan ini, seakan-akan sejarawan bertugas mengadili, padahal seorang sejarawan bertugas untuk melukiskan peristiwa sebagaimana hal itu benar-benar terjadi.
d.      Kesalahan metafisik
Termasuk kesalahan metafisik ialah topik-topik filsafat, moral, dan teologi. Bukanlah tugas sebagai ilmu empiris, untuk membahas persoalan metafisik. Dalam penelitiannya sendiri harus bersifat rasional dan empiris, sesuai
                                   
(1) Kuntawijoyo. Pengantar Ilmu Sejarah, (Yogyakarta: Yayasan Benteng Budaya, 1995), h.130
dengan wacan ilmu, supaya tidak melakukan moralisasi.
e.       Kesalahan topik fiktif
Fiktif bukanlah topik sejarah. Karena tidak ada pengandaiaan. Benar memang ada pembukaan jalan kereta api semarang-vorstenlanden(1872).
2.      Kesalahan Pengumpulan Sumber
a.       Kesalahan Holisme
Kesalahan Holisme adalah kesalahan yang terjadi karena sejarawan memilih satu bagian penting dan dianggap bagian itu mewakili seluruhnya. Contoh: Seorang sejarawan menetapkan suatu kejadian masalah konflik di Aceh sama halnya masalah konflik di Jawa,Kalimantan, dan lain-lain. Karena di setiap konflik suatu daerah pasti tidak sama permasalahannya dengan daerah yang lain. Contoh: Para sejarawan mengira bahwa masalah konflik di Aceh sama halnya dengan masalah konflik di Jawa. Padahal tidak, konflik di Aceh disebabkan karena ketidak adilan pemerintah pusat terhadap rakyat Aceh, sedangkan di jawa permasalahannya lain.(2)
b.      Kesalahan Pramatis
Kesalahan Pramatis terjadi karena sumber yang dipilih untuk tujuan tertentu. Pengumpulan sumber ini sering tidak utuh, yang dimaksud tidak utuh adalah biar tidak  Nampak kejelekan/kebaikan yang besar sehingga orang mengira di dalam suatu sejarah itu di anggap benar.
c.       Kesalahan Ad Hominem
Kesalahan Ad Hominem terjadi karena dalam pengumpulan data sejarah peneliti memilih orang, otoritas, profesi, pangkat atau jabatan tertentu. Untuk mengindarinya perlu di lakukan pengumpulan data dari 3 sumber, yaitu sumber pertama, pihak yang berkaitan dengan peristiwa, sumber kedua, pihak yang saling bertentangan, dan sumber ketiga,  sanksi mata yang tidak terlibat sama sekali.
d.      Kesalahan kuantitatif
Kesalahan kuantitatif sering terjadi karena orang lebih percaya pada dokumen angka-angka daripada testimony biasa. Padahal, alangkah mudahnya orang menipu dengan statistik.
e.       Kesalahan estetis
Sebenarnya  jenis kesalahan ini sama dengan kesalahan pragmatis. Kesalahan estetis dapat terjadi bila sejarawan hanya memilih sumber-sumber sejarah yang sekiranya mempuunyai efek estetis.
                                   
3.      Kesalahan Verifikasi
Tidak ada sejarawan mengaku tahu keseluruhan. Seperti ilmuan lainnnya, sejarawan hanya mengetahui sepotong kebenarannya. Tetapi, pengetahuan sejarawan itu sering terganggu oleh isu tentang relativisme sejarah. Relativisme itu hal yang baik untu seni dan sastra, bahkan suatu keharusan, tetapi menjadikan orang ragu terhadap kemampuan dan metode sejarah dalam mencapai objektivitas. Sejarawan harus berusaha mengemukakan objektivitas diantaranya dengan sungguh-sungguh menerapkkan kritik sejarah dan menghindari kesalahan.
a.       Kesalahan pars pro toto.
Kesalahan ini terjadi karena ada anggapan bahwa bukti yang hanya berlaku untuk keseluruhan. Misalnya dalam karya “Habis Gelap Terbitlah Terang, Kartini mengeluh bahwa wanita Jawa selalu dipingit. Keluhan in sebenarnya hanya terbukti untuk anak-anak gadis bangsawan. Hal ini tidak dialami oleh anak-anak gadis desa dan pesantren.
b.      Kesalahan totem pro porte.
Kesalahan ini adalah kebalikan dari kesalahan pars pro toto. Sejarawan mengemukakan keseluruhannya, padahal yang dimaksudkan adalah bukti untuk sebagian. Misalnya, semua orang yang bersekolah di negeri Belanda digambarkan seolah-olah menjadi orang barat yang berpikir dan berbicara seperti orang Belanda. Padahal Sosrokartono kemudian menjadi mistikus.
c.       Kesalahan menganggap pendapat umum sebagai fakta.
Sejarawan  sering menganggap pendapat umum sebagai fakta. Hal ini sering terjadi. Misalnya, orang Cina dianggap pandai berdagang. Anggapan ini mendorong berdirinya koperasi-koperasi Syariat Islam padahal ada juga orang Cian yang menjadi pembantu rumah tangga.
d.      Kesalahan menganggap pendapat pribadi sebagai fakta
Kesalahan ini terjadi ketika sejarawan melihat pendapat dan kesenangan pribadi berlaku umum dan sebagai fakta sejarah.
e.       Kesalahan perincian angka yang presis
Banyak data tradisional yang kemungkinan diperinci angkanya. Usaha memberikan perincian hanya akan menimbulkan pertanyaan.
f.       Kesalahan bukti yang spekulatif
Dalam sejarah, sebagai ilmu yang empiris, tidak boleh ada bukti yang diluar jangkauaan sejarah. Kalau tidak ada bukti sejarah, sejarawan harus berani mengakui bahwa itu berada diluar luar jangkauan ilmu sejarah. Apa yang tidak dapat diverifikasikan oleh ilmu sejarah, sejarawan tidak biasa berbicara.
4.      Kesalahan Interprestasi
Dalam usaha memberikan penjelasan sejarah, sering sejarawan bahwa ia terikat ooleh logika yang telah diterima oleh semua ilmu. Kemampuan mengumpulkan sumber harus disertai dengan kemampuan penjelasan.
a.       Kesalahan tidak membedakan alasan sebab, kondisi, dan motivasi
Alasan terjadi dekat dengan peristiwa, sebab terjadi lebih dekat lagi. Kondisi menjadi latar belakang peristiwa, sedangkan motivasi adalah tujuan peristiwa. Lengsernya Presiden Soeharto dengan alasan: kemiskinan sebab: kkn, kondisi: otoriter, motivasi: demokrasi.
b.      Kesalahan post hoc, propter hoc
Penempatan peristiwa dalam urutan cerita mana yang lebih dulu secara factual. Kapan kerusuhan itu terjadi, sebelum atau sesudah Soeharto lengser.
c.       Kesalahan reduksionisme
Kesalahan ini sering dikerjakan oleh sejarawan yang berideologi, yaitu bila sejarawan menyederhanakan gejala yang sebenarnya kompleks. Masalah kemiskinan di Indonesia bukan hanya karena tanah garapannya sempit.
d.      Kesalahan pluralisme yang berlebihan
Karena masalahnya yang kompleks, sejarawan malah takut menjelaskan masalah yang dominan. Menurutnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan SBY-JK sangat kompeks, tetapi sejarawan tidak dapat menjelaskan salah satu factor yang dominan.(3)
5.      Kesalahan Penulisan
a.       Kesalahan narasi.
Kesalahan narasi artinya kesalahan yang terjadi dalam penyajian, yang meliputi kesalahan periodisasi, kesalahan didaktis, dan kesalahan pembahasan. Kesalahan periodisasi terjadi ketika sejarawan memandang periode sebagai waktu yang pasti. Misalnya, zaman kuno Indonesia tidak berakhir pada tahun 1499, walaupun dikatakan demikian karena jauh sebelumnya sudah berdiri kerajaan Islam. Kesalahan didaktis terjadi ketika sejarawan menggunakan historiografi untuk mengajarkan suatu nilai, padahal penulisan sejarah sendiri harus murni berbentuk ilmiah. Kesalahan pembahasan terjadi karena pembahasan disajikan dengan bahasa yang emosional dan nonsuquitur (kalimat yang dipakai bukan merupakan konsekuensi kalimat sebelumnya).(4)
b.      Kesalahan argumen.
Kesalahan argumen terjadi ketika sejarawan menguraikan gagasannya. Kesalahan ini dapat berupa kesalahan konseptual dan dapat pula berupa kesalahan
                                                                                                                       
(3) W. Pranoto, Suhartono. Teori dan Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), h.61
subtansial. Kesalahan konseptual dapat terjadi jika sejarawan mengguankan istilah yang mempunyai dua atau lebih makan (ambigu). Akibatnya, pembaca dapat terkecoh. Misalnya, kata “mau” dapat berarti progress dan dapat pula berarti kelonggaran moral masyarakat. Kesalahan subtantif terjadi apabila sejarawan mengemukakan argument yang tida relavan atau tidak rasional. Misalnya, argument yang berbunyi “demi Tuhan, saya tidak melakukan tindakan korupsi”. Argument seperti ini membuat pendengar tidak berani lagi mempertanyakannya.
c.       Kesalahan generalisasi
Kesalahan generalisasi terbagi terbagi menjadi dua yaitu generalisasi yang tudak representatif dan generalisasi sebagai kepastian. generalisasi yang tudak representative, misalnya ketika terlihat ketika seorang sejarawan yang berbicara tentang Yogyakarta dimana sultannya menerima proklamasi. Sejarawan tersebut menyimpulkan bahwa semua penguasa tradisional mendukung proklamasi. Generalisasi sebagai kepastian melihat bahwa generalisasi sejarah adalah hokum universal yang berlaku disemua tempat dan waktu. Misalnya, terlihat ketika setelah mempelajari Peristiwa Tiga Daerah, seorang sejarawan menyimpulkan bahwa penguasa-penguasa colonial pasti bertindak sewenang-wenang terhadap orang kecil. Dalam hal ini, terdapat kesalahan karena kesimpulannya itu belum tentu terjadi di tempat lain. Sejarawan yang baik adalah sejarawan yang memandang dan meneliti peristiwa melalui sudut pandang yang objektif. Ia menempatkan kebenaran peristiwa sebagai suatu hal yang utama disbanding hal lainnya.

Langkah-langkah Penelitian Sejarah


a.    Pemilihan Topik  yang akan Diteliti Pertama yang harus dilakukan adalah menentukan topik penelitian dengan tujuan agar dalam melakukan pencarian sumber-sumber sejarah dapat terarah dan tepat sasaran.Pemilihan topik penelitian dapat didasarakan pada unsur-unsur berikut ini:
  • Bernilai, peristiwa sejarah yang diungkap tersebut harus bersifat unik, kekal, abadi.
  • Keaslian (Orisinalitas), peristiwa sejarah yang diungkap hendaknya berupa upaya pembuktian baru atau ada pandangan baru akibat munculnya teori dan metode baru
  • Praktis dan Efesien, peristiwa sejarah yang diungkap terjangkau dalam mencari sumbernya dan mempunyai hubungan yang erat dengan peristiwa itu.
  • ·         Kesatuan, unsur-unsur yang dijadikan bahan penelitian itu mempunyai satu kesatuan ide.

b.    Heuristik (Pengumpulan Data) Heuristik merupakan langkah awal dalam penelitian sejarah untuk berburu dan mengumpulkan berbagi sumber data yang terkait dengan masalah yang sedeang diteliti.misalnya dengan melacak sumber sejarah tersebut dengan meneliti berbagai dokumen, mengunjungi situs sejarah, mewawancarai para saksi sejarah.
c.    Kritik (Verifikasi) Kritik merupakan kemampuan menilai sumber-sumber sejarah yang telah dicari (ditemukan). Kritik sumber sejarah meliputi kritik ekstern dan kritik intern.
  • Kritik Ekstern, kritik ekstern di dalam penelitian ilmu sejarah umumnya menyangkut keaslan atau keautentikan bahan yang digunakan dalam pembuatan sumber sejarah, seperti prasasti, dokumen, dan naskah.Bentuk penelitian yang dapat dilakukan sejarawan, misalnyatentang waktu pembuatan dokumen itu (hari dan tanggal) atau penelitian tentang bahan (materi) pembuatan dokumen itu sndiri.Sejarawan dapat juga melakukan kritik ekstern dengan menyelidiki tinta untuk penulisan dokumen guna menemukan usia dokumen. Sejarawan dapat pula melakukan kritik ekstern dengan mengidentifikasikan tulisan tangan, tanda tangan, materai, atau jenis hurufnya.
  • Kritik Intern, kritik Intern merupakan penilaian keakuratan atau keautentikan terhadap materi sumber sejarah itu sendiri. Di dalam proses analisis terhadap suatu dokumen, sejarawan harus selalu memikirkan unsur-unsur yang relevan di dalam dokumen itu sendiri secara menyeluruh. Unsur dalam dokumen dianggap relevan apabila unsur tersebut paling dekat dengan apa yang telah terjadi, sejauh dapat diketahui berdasarkan suatu penyelidikan kritis terhadap sumber-sumber terbaik yang ada.
d.    Interpretasi (Penafsiran) Interfretasi adalah menafsirkan fakta sejarah dan merangkai fakta tersebut hingga menjadi satu kesatuan yang harmonis dan masuk akal. Dari berbagi fakta yang ada kemudian perlu disusun agar mempunyai bentuk dan struktur. Fakta yang ada ditafsirkan sehingga ditemukan struktur logisnya berdasarkan fakta yang ada, untuk menghindari suatu penafsiran yang semena-mena akibat pemikiran yang sempit. Bagi sejarawan akademis, interfretasi yang bersifat deskriptif sajabelum cukup. Dalam perkembangan terakhir, sejarawan masih dituntut untuk mencari landasan penafsiran yang digunkan.
e.    Historiografy (Penulisan Sejarah) Historiogray adalah proses penyusunan fakta-fakta sejarah dan berbagai sumber yang telah diseleksi dalam sebuah bentuk penulisan sejarah. Setelah melakukan penafsiran terhadap data-data yang ada, sejarawan harus sadar bahwa tulisan itu bukan hanya sekedar untuk kepentingan dirinya, tetapi juga untuk dibavca orang lain. Oleh karena itu perlu dipertimbangkan struktur dan gaya bahasa penulisan nya. Sejarawan harus menyadari dan berusaha agar orang lain dapat mengerti pokok-pokok pemikiran yang diajukan.
Bagan Langkah-langkah Penelitian Sejarah
Bila dilihat dari sifat, dan langkah penelitian sejarah, maka ada 3 (tiga) hal yang menjadi bagian penting, yaitu:
  • Sumber lisan, terbagi atas:
sumber primer à  Jika ada pelaku sejarah yang masih hidup, dapat menceritakan pengalamannya secara langsung, ketika peristiwa sejarah itu terjadi
sumber sekunder à Jika bukan pelaku, tetapi ia menyaksikan saat terjadinya suatu peristiwa sejarah
  • Bukti, adanya kenyataan sejarah
  • Fakta, hipotesa, kesimpulan dari penyelidikan dokumen-dokumen dan sumber sejarah, masih perlu kajian dan penelitian lebih lanjut
  1. 7.    Contoh Penelitian Sejarah
Judul : 
Penelurusan komunisme di Indonesia Tahun 1945 hingga tahun 1965.
Perumusan masalah : 
Apakah komunisme yang ada di masyarakat Indonesia merupakan warisan penjajah atau kebudayaan asli ?
Heuristik (Pengumpulan Data)

      Langkah awal dalam penelitian ini berburu dan mengumpulkan berbagi sumber data yang terkait dengan masalah yang sedang diteliti, misalnya dengan melacak sumber sejarah komunis di Indonesia dengan meneliti berbagai dokumen, mengunjungi situs sejarah, mewawancarai para saksi sejarah.

Kritik (Verifikasi)

       Kemampuan menilai sumber-sumber sejarah mengenai komunis di Indonesia yang telah dicari (ditemukan). Kritik sumber sejarah meliputi kritik ekstern dan kritik intern.

Interpretasi (Penafsiran)

        Menafsirkan fakta mengenai komunis di Indonesia dan merangkai fakta tersebut hingga menjadi satu kesatuan yang harmonis dan masuk akal. Fakta yang ada ditafsirkan sehingga ditemukan struktur logisnya berdasarkan fakta yang ada, untuk menghindari suatu penafsiran yang semena-mena akibat pemikiran yang sempit.

Historiografy (Penulisan Sejarah)

         Proses penyusunan fakta-fakta sejarah komunis di Indonesia dan berbagai sumber yang telah diseleksi dalam sebuah bentuk penulisan sejarah komunis di Indonesia. Perlu dipertimbangkan struktur dan gaya bahasa penulisannya, serta  harus menyadari dan berusaha agar orang lain dapat mengerti pokok-pokok pemikiran yang diajukan.
Pengumpulan data : 
Analisis dokumen, wawancara dari sumber primer dan sumber sekunder
Analisis data :
Cenderung melibatkan analisis yang logis, bukan analisis statistika, kalau pun perlu statistika hanya sebatas statistic deskriptif
Kesimpulan :
Misalnya, tidak benar bahwa komunisme merupakan budaya warisan penjajah yang menular pada bangsa kita

Senin, 22 Agustus 2016

Perancis Gan

10 Tempat Wisata di Perancis Terkenal Indah Menarik

by Ahmad Wafa Aminudin , at 2:21 PM
Tempat Wisata di Perancis Terkenal Terindah dan Menarik - yoshiewafa - Sebuah negara di benua Eropa yang satu ini sangat terkenal memiliki Menara Eiffel yang terletak di kota Paris. Pastinya menyenangkan donk kalau bisa berjalan-jalan ke kota Paris di negara Perancis untuk berwisata ^_^. Disana Anda akan dapat melihat sebuah menara yang menjulang sangat tinggi sekali yaitu Menara Eiffel langsung dengan ke dua mata Anda.

Pastinya tidak hanya itu saja donk yang bisa Anda kunjungi di salah satu negara besar di Eropa ini, di negara ini juga terdapat banyak sekali tempat wisata yang bisa Anda jadikan tujuan untuk liburan ke Paris, Perancis. Beberapa diantaranya adalah yang akan yoshiewafa.blogspot.com ulas berikut merupakan 10 tempat wisata di perancis yang terkenal, menarik, indah di berbagai kota yang ada di negara Perancis.

1. Tempat wisata di Paris, France (Perancis)
Menara Eiffel di paris, france (prancis)
Menara Eiffel di paris, france (perancis)
Inilah yang paling terkenal di Perancis sudah tentu adalah Menara Eiffel yang terletak di kota Paris, pastinya sudah banyak yang tahu donk ^_^. Seharian berjalan-jalan di sepanjang Seine dan mengagumi ikon seperti Menara Eiffel dan Arc de Triomphe . . . pengalaman Paris yang sempurna menggabungkan kenyamanan dan keaktifan dengan waktu yang cukup untuk menikmati keindahan baik tempat makan dan pameran di Louvre. Membangunkan semangat Anda di Notre Dame, tawar-menawar berburu di Marché aux Puces de Montreuil atau barang di Marché Biologique Raspail. Tentunya akan sangat menyenangkan jika bisa berwisata ke Paris :D dan menemukan hal-hal baru disana.

2. Tempat wisata di Nice, France (Perancis)
Nice, France (Prancis)
Nice, France (Perancis)
Kemudian yang ada pada urutan ke 2 dalam tempat wisata terbaik di Perancis setelah Paris adalah Nice. Air biru dari Cote d'Azur adalah latar yang dramatis elegan di Nice. Anda bisa menghirup udara yang segar di Mediterania saat Anda berjalan-jalan di tepi laut, atau Anda ingin melihat seluruh kota dari atas Castle Hill. Salah satu tempat untuk jalan kaki di jantung kota Rossetti, dengan air mancur yang besar, bangunan yang bersemangat, dan indah Katedral Sainte-Reparate memberikan sebuah provinsi Perancis menjadi begitu menarik.

3. Tempat wisata di Cannes, France (Perancis)
Visuale notturna de la, Cannes, France (Prancis)
Visuale notturna de la, Cannes, France (Perancis)
Galas, regattas, Festival Film dan set penghinaan menarik dan makmur ciri Cannes. Yacht besar mengaburkan pandangan dan kota hidup sampai motto, "Hidup adalah sebuah festival." Orang-orang menonton adalah aktivitas yang membawa sebagian besar pengunjung ke Cannes, dan hotel-berbaris La Croisette menyediakan promenade baik. Pertama kali dipopulerkan oleh Coco Chanel, pantai Cannes menarik besar. Dapatkan makanan pantai mahal dan layanan minuman di pasir hotel atau memilih untuk pantai umum gratis, Plages du Midi dan de la Boca.

4. Tempat wisata di Lyon, France (Perancis)
Tempat wisata di Lyon, France (Prancis)
Tempat wisata di Lyon, France (Perancis)
Sebuah Situs Warisan Dunia UNESCO, Lyon memiliki 2.000 tahun sejarah dicantumkan pada jalan-jalan (ya, jenis batu). Menjelajahi sejarah di Vieux Lyon (salah satu Renaissance lingkungan paling luas di Eropa) dan dua amphitheatres Romawi Lyon, yang masih tahap konser rock saat ini. Tidak heran Lyon merupakan area yang populer bagi wisatawan, dengan universitas yang dinamis, pusat perbelanjaan kelas, pasar antik, teater hidup dan festival musik, dan berbagai museum yang menarik, seperti Museum Boneka Internasional dan Museum Miniatur dan Film set. (Ketika kita mengatakan "menarik," berarti kita itu.)

5. Tempat wisata di Saint-Tropez, France (Perancis)
Tempat wisata di Saint-Tropez, France (Prancis)
Tempat wisata di Saint-Tropez, France (Perancis)
Brigitte Bardot bermain-main di pantai St Tropez di '50, sekarang itu adalah bermain dari rap dan sosialita internasional. Sebagian besar hot spot berpasir berbohong barat daya dari kota di Baie de Pampelonne. Tapi jika Anda tidak P. Diddy, mengambil hati: Anda akan menemukan beberapa keluarga, pantai publik di mana matahari, pasir dan ombak hanya menakjubkan.

6. Tempat wisata di Chamonix, France (Perancis)
Tempat wisata di Chamonix, France (Prancis)
Tempat wisata di Chamonix, France (Perancis)
Sebagai tuan rumah Olimpiade Musim Dingin pertama pada tahun 1924, Chamonix akan selalu memiliki tempat dalam buku sejarah. Atraksi utamanya adalah Mont-Blanc (gunung tertinggi di Eropa Barat) dan daerah ski banyak yang menghadapi lembah Chamonix. Lereng curam dan kondisi cuaca ekstrim sesuai ski canggih terbaik, tetapi ada juga berjalan untuk pemula. Pastikan semua orang di pesta Anda tahu lingkaran hijau dari berlian hitam. Oh, dan catatan lain untuk sejarah buku-Pierce Brosnan di sini (syuting film James Bond, The World Is Not Enough).

7. Tempat wisata di Avignon, France (Perancis)
Tempat wisata di Avignon, France (Prancis)
Tempat wisata di Avignon, France (Perancis)
Avignon pesona pengunjung dengan jalan-jalan kuno, dipulihkan benteng abad pertengahan dan arsitektur Gothic besar dari Palais des Papes (Istana Paus-kepausan yang berbasis di abad ke-14). Tahunan Festival d'Avignon, sebuah festival seni utama, menarik ratusan ribu pengunjung untuk teater, tari, film dan pertunjukan jalanan.

8. Tempat wisata di Marseille, France (Perancis)
Tempat wisata di Marseille, France (Prancis)
Tempat wisata di Marseille, France (Perancis)
Wisatawan mengunjungi kota pelabuhan Marseille, kota terbesar ketiga di Perancis, untuk pertemuan gaya dan sejarah. Teluk, diapit oleh Fort Saint-Nicolas, dan Benteng Saint-Jean tempat penampungan Kastil Jika, dari Count of Monte Cristo ketenaran. Dijaga oleh Basilika Notre-Dame-de-la-Garde, zona pejalan kaki di kota dan perbelanjaan (termasuk warna-warni kuartal Perancis-Afrika) campuran dengan sites.Travelers sejarah mencari yang menyenangkan waktu pergi ke OK Corral, koboi taman hiburan theme.

9. Tempat wisata di Biarritz, France (Perancis)
Tempat wisata di Biarritz, France (Prancis)
Tempat wisata di Biarritz, France (Perancis)
Sebuah kota pantai bergaya di Perancis barat daya pantai, Biarritz dulu merupakan tempat liburan untuk bangsawan dan sekarang modal berselancar Eropa. Ini mengalami kebangkitan wisata-musim panas yang sibuk. Biarritz kekurangan Riviera itu kemewahan, tetapi Anda akan melihat berlibur makmur di gigi desainer dan peselancar di sandal jepit, dan mendengar Perancis, Spanyol dan Basque. The Grande Plage adalah pusat dari tindakan. Dibalik itu, kunjungi dipulihkan, Art Deco kasino dan berjalan jalan-jalan ke pelabuhan tua ke barat.

10. Tempat wisata di Saint-Malo, France (Perancis)
Tempat wisata di Saint-Malo, France (Prancis)
Tempat wisata di Saint-Malo, France (Perancis)
Saint-Malo, awalnya dibangun sebagai benteng berdinding menjaga muara sungai Rance, itu selama berabad-abad rumah bagi bajak laut ditakuti. Mereka semua pergi ke Davy Jones 'Locker, meskipun, dan sekarang itu kota yang paling dikunjungi di Brittany. Berjalan-jalan ramai kota tua direkonstruksi dan pantai yang luas, pastikan untuk berhenti di Grande Porte, Porte St-Vincent, kastil kota dengan nya Musée de la Ville dan Grand Aquarium.

Saya rasa cukup sekian dahulu untuk top 10 Tempat Wisata di Perancis yang terkenal akan keindahannya dan sangat menarik sekali untuk di kunjungi ketika berwisata menuju Perancis dan semoga dapat menginspirasikan Anda yang ingin berkunjung ke Perancis ^_^.